Senin, 30 Desember 2013

Cabe + Terong = Sambel Terong

Memang terlalu mainstream sebutan atau julukan yang diberikan oleh anak muda zaman sekarang, dari yang pertama kita mengenal alay yaitu ciri seorang remaja yang selalu melebih-lebihkan sesuatu atau sering juga disebut dengan lebay sampai pada detik ini kita mengenal lagi yang dinamakan cabe-cabean dan terong-terongan. fenomena ini entah muncul dari mana, dengan perantara apa dan siapa yang menciptakannya, tapi yang jelas fenomena ini sudah terlanjur terjadi di kalangan remaja dan juga sudah terlanjur mewabah, bahkan sampai dunia maya ini.
Nah, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas suatu hal yang menurut saya kurang bermanfaat sama ssekali,haha. Jadi mohon maaf bila ada salah-salah kata itu datangya bukan dari saya, tapi dari link kopasan saya, sebelumnya lebih baiknya kita berdoa dahulu untuk menjaga keselamatan dan kewarasan jiwa masing-masing. Amiin.
Cabe-cabean sediri pada awal penemuan istilahnya adalah sebutan bagi cewek belia yang suka balap liar, atau lebih tepatnya mereka dijadikan pemuas nafsu bagi mereka yang eksis di dunia balap liar, Tapi, ada juga yang mengartikan bahwa cabe-cabean adalah anak perempuan baru gede (ABG), yang suka bersikap centil dengan makna konotatif. Kata "cabe-cabean" setidaknya menambah kosakata baru bagi anak muda di berbagai daerah dan juga di sejumlah social media. Bahkan, masuk dalam kategori bahasa alay.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri bagi orang yang di cap sebagai cabe-cabean,

1.      Behel & BB Untuk Gaya
Kebanyakan gadis yang masuk kategori cabe-cabean itu suka memasang behel di gigi mereka. Alih-alih agar gigi tampak rapi seperti kegunaan behel sebetulnya, mereka memakai behel agar terlihat bergaya karena gadis berbehel dianggap unik dan keren. Lucunya lagi, mereka sering memakai behel ala kadarnya tidak di dokter gigi yang memang menghabiskan biaya cukup mahal.
Selain behel yang kerap kali dipakai gadis cabe-cabean ialah smartphone jenis BlackBerry. Jika di luar negeri para remaja enggan memakai BlackBerry lantaran dianggap tua, di Indonesia tidak. BlackBerry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli BlackBerry.

2.      Make Up Salah Waktu
Gadis cabe-cabean kerap kali menganggap malam minggu adalah saat istimewa. Sehingga ketika malam minggu datang, mereka akan memakai make up yang dianggap paling keren. Bahkan hanya untuk pergi ke suatu tempat yang sederhana dan membeli sesuatu yang tidak penting mereka langsung berdandan maksimal. Hmm, apa kamu juga?

3.      Bonceng Banyak Orang
Pernahkah kamu melihat ada gadis-gadis yang naik sepeda motor dengan berbonceng dua, tiga, empat atau lima? Lalu ada yang sibuk bermain HP saat mengendarai sepeda motor? Hmm, sepertinya gadis-gadis itu sudah terindikasi sebagai gadis cabe-cabean. Memangnya ada yang salah dengan bonceng tiga? Hanya saja, kebanyakan gadis yang apa adanya enggan berbonceng tiga lantaran takut dengan keselamatan.

4.      Suka Ngebut
Gadis cabe-cabean memang identik dengan remaja tanggung yang sedang mencari jati diri. Kebanyakan di antara mereka adalah yang baru bisa mengendarai sepeda motor. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya.
Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian. Bandingkan saja dengan gadis-gadis normal yang lebih memilih membawa motor dengan pelan bahkan tampak malu dan menjaga sopan santun. Lebih pilih mana kamu?

5.      Selalu Update Status
Update status adalah hal yang tak bisa ditinggalkan dari gadis cabe-cabean. Dengan akun jejaring sosial yang ada, mereka meng-update aktivitas yang sedang dilakukan hanya dalam selang waktu singkat.
Bahkan biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf angka dicampur. Tak hanya update status, mereka juga kerap memposting foto dengan gaya yang aneh dan keren menurut cabe-cabean.

6.      Gak Sadar Diri
Pernah mendengar istilah maling teriak maling? Nah, hal ini juga terjadi di kalangan gadis cabe-cabean. Ada sekelompok remaja perempuan menuding kelompok gadis lain sebagai cabe-cabean, padahal tanpa mereka sadari penampilan dan perilaku mereka itu juga cabe-cabean. Haha…kenapa seperti itu ya? Pernah menemukan fenomena seperti itu?

7.      Sering Salah Lokasi
Di manakah gadis cabe-cabean menghabiskan waktu mereka? Terkadang di tempat hiburan rakyat yang murah meriah. Meski memang tak hanya cabe-cabean yang bersenang-senang di sana. Karena faktanya hiburan rakyat bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan.
Hanya saja gadis cabe-cabean yang menghabiskan waktu di hiburan rakyat seperti pasar malam itu sering memakai baju yang terlalu berlebihan dan mewah untuk di tempat sesederhana itu. Kembali lagi, mereka senang menjadi pusat perhatian.

8.      Pacaran di Mana-Mana
Nah ini yang mungkin paling mudah kamu temukan. Gadis cabe-cabean suka sekali menghabiskan waktu pacaran di mana saja. Salah satunya mungkin di jembatan layang atau di publik umum tanpa malu. Mengikuti generasi sebelumnya yakni generasi alay, gadis cabe-cabean seakan tak peduli pandangan mata sekelilingnya. Mereka dengan santai memarkir motor di pinggiran jembatan layang dan duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati lampu malam kota.

9.      Pakai Foto Editan
Pernahkah kamu mendengar aplikasi Camera 360? Aplikasi itu sangat populer sekali, terutama di kalangan gadis cabe-cabean. Mereka seringkali mengedit foto diri menjadi lebih putih, lebih mulus dan lebih imut dengan aplikasi tersebut demi menarik perhatian lawan jenis dan agar bisa bertemu.
Sedihnya ketika bertatap muka langsung, kenyataan penampilan si gadis cabe-cabean kerap kali jauh berbeda dengan apa yang terlihat di foto yang sudah diedit luar biasa. Hayoo, siapa yang suka mengedit foto?

10.  Berbaju Minim di Banyak Tempat
Baju ketat dan celana pendek adalah ciri khas gadis cabe-cabean terutama jika naik sepeda motor. Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Namun kritikan ditujukan karena pemakaian hot pants itu tidak tepat waktu. Seperti saat siang panas menyengat atau malam dingin melanda, mereka tetap memakai celana super pendek.Bukan bermaksud mengejek, kerap kali gadis cabe-cabean tidak memiliki tubuh yang terlalu sempurna namun mereka begitu percaya diri memakai baju serba minim dan ketat. Yah mau gimana lagi, toh itu memang tubuh mereka.

Kalo tadi kita udah bahas soal cabe-cabean, sekrarang waktunya kita bahas terong-terongan, apa sih terong-terongan itu? dan apa gejalanya?
Terong terongan adalah istilah Cabe cabean untuk cowok. Sebuah fenomena yang melanda remaja laki-laki usia belia usia SMP dan SMA. Dari beberapa sumber mendeteksi gejalanya ditunjukkan oleh beberapa hal berikut ini
1.      Young Lex salah satu sumber yang berkisah pada Liputan 6 berujar jika Terong terongan dialami lelaki usia muda di jenjang SMA. Cowok yang ‘terkontaminasi’ Terong terongan, kata dia, umumnya anak STM, suka tawuran. Mereka memakai topi ketekuk, dan foto di Facebook lagi isap ganja.
2. Gofar Hilman, salah seorang penyiar radio ternama Indonesia berpendapat lain. Ia mengatakan jika cowok Terong terongan merujuk pada remaja lelaki yang tergolong alay. Namun ada yang berpandangan juga bila Terong terongan adalah banci kaleng.
3.      Dan menurut saya sendiri gejala yang timbul dari terong-terongan hampir mirip dengan apa yang menjadi ciri dari cabe-caeban itu sendiri, karena intinya mereka sama-sama ingin ngeksis dimanapun mereka berada.
Lantas apa kata psikolog anak akan fenomena ini? Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, Psikolog Klinik Anak dan Dewasa mengatakan jika anak-anak usia 14 – 18 tahun harus berhati-hati dalam mendidiknya. Terlebih, masa remaja adalah masa pencarian jati diri.Saat pencarian jati diri ini remaja miliki banyak cara untuk melakukannya. Ada yang memilih lewat jalan positif, negatif, dan lainnya. Cara yang baik, kata dia, dengan berprestasi di sekolah. Ada pula cara instan dengan bersenang-senang misalnya saja cabe-cabean dan Terong terongan.
kalo gambar di atas ini terlalu mainstream, siapapun anda, sebagai laki-laki sebaiknya janganlah ditiru dimanapun anda berada, karena dapat menyebabkan bully, kanker, dan mencret-mencret bagi yang ngliatin.hahah
Nah pada intinya, cabe-cabean dan terong-terongan hanyalah sebuah istilah yang dianggap gaul atau bahkan alay oleh remaja-remaja masa kini yang digunakan sebagai sarana untuk mencari jati diri dan menonjolkan jati diri atau bahasa kerennya ngeksis. Terlespas hal itu positif atau negatif, bagi mereka sendiri, mereka enjoy aja melakukannya dan mereka tetap bisa berbaur dengan masyarakat lebih-lebih malah mereka bisa diterima baik di masyarakat. Yah walaupun ada beberapa yang kurag setuju, tapi setidaknya keberadaan mereka tidaklah mengusik sebuah ekosistem di masyarakat. Saya pribadi tidak bisa memberikan sebuah kesimupan apakah saya mendukung atau tidak, namun yang terpenting bagi saya, mereka bisa merasakan yang namanya masa remaja secara normal, layaknya anak-anak lain yang seusia mereka dan juga mereka bisa bebas menikmati hidup menjadi diri sendiri, ketimbang harus meniru tokoh-tokoh lain yang populer.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar