Memang
terlalu mainstream sebutan atau julukan yang diberikan oleh anak muda zaman
sekarang, dari yang pertama kita mengenal alay yaitu ciri seorang remaja yang
selalu melebih-lebihkan sesuatu atau sering juga disebut dengan lebay sampai
pada detik ini kita mengenal lagi yang dinamakan cabe-cabean dan
terong-terongan. fenomena ini entah muncul dari mana, dengan perantara apa dan
siapa yang menciptakannya, tapi yang jelas fenomena ini sudah terlanjur terjadi
di kalangan remaja dan juga sudah terlanjur mewabah, bahkan sampai dunia maya
ini.
Nah,
pada kesempatan kali ini saya akan mencoba membahas suatu hal yang menurut saya
kurang bermanfaat sama ssekali,haha. Jadi mohon maaf bila ada salah-salah kata
itu datangya bukan dari saya, tapi dari link kopasan saya, sebelumnya lebih
baiknya kita berdoa dahulu untuk menjaga keselamatan dan kewarasan jiwa
masing-masing. Amiin.
Cabe-cabean
sediri pada awal penemuan istilahnya adalah sebutan bagi cewek belia yang suka
balap liar, atau lebih tepatnya mereka dijadikan pemuas nafsu bagi mereka yang
eksis di dunia balap liar, Tapi, ada juga yang mengartikan bahwa cabe-cabean
adalah anak perempuan baru gede (ABG), yang suka bersikap centil dengan makna
konotatif. Kata "cabe-cabean" setidaknya menambah kosakata baru bagi
anak muda di berbagai daerah dan juga di sejumlah social media. Bahkan, masuk
dalam kategori bahasa alay.
Berikut
adalah beberapa ciri-ciri bagi orang yang di cap sebagai cabe-cabean,
1.
Behel & BB Untuk Gaya
Kebanyakan gadis yang masuk kategori cabe-cabean itu suka memasang behel
di gigi mereka. Alih-alih agar gigi tampak rapi seperti kegunaan behel
sebetulnya, mereka memakai behel agar terlihat bergaya karena gadis berbehel
dianggap unik dan keren. Lucunya lagi, mereka sering memakai behel ala kadarnya
tidak di dokter gigi yang memang menghabiskan biaya cukup mahal.
Selain behel yang kerap kali dipakai gadis cabe-cabean ialah smartphone
jenis BlackBerry. Jika di luar negeri para remaja enggan memakai BlackBerry
lantaran dianggap tua, di Indonesia tidak. BlackBerry dipakai untuk gaya dan
sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli BlackBerry.
2.
Make Up Salah Waktu
Gadis cabe-cabean kerap kali menganggap malam minggu adalah saat
istimewa. Sehingga ketika malam minggu datang, mereka akan memakai make up yang
dianggap paling keren. Bahkan hanya untuk pergi ke suatu tempat yang sederhana
dan membeli sesuatu yang tidak penting mereka langsung berdandan maksimal. Hmm,
apa kamu juga?
3.
Bonceng Banyak Orang
Pernahkah kamu melihat ada gadis-gadis yang naik sepeda motor dengan berbonceng
dua, tiga, empat atau lima? Lalu ada yang sibuk bermain HP saat mengendarai
sepeda motor? Hmm, sepertinya gadis-gadis itu sudah terindikasi sebagai gadis
cabe-cabean. Memangnya ada yang salah dengan bonceng tiga? Hanya saja,
kebanyakan gadis yang apa adanya enggan berbonceng tiga lantaran takut dengan
keselamatan.
4.
Suka Ngebut
Gadis cabe-cabean memang identik dengan remaja tanggung yang sedang
mencari jati diri. Kebanyakan di antara mereka adalah yang baru bisa
mengendarai sepeda motor. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka
justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya.
Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria
nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian. Bandingkan
saja dengan gadis-gadis normal yang lebih memilih membawa motor dengan pelan
bahkan tampak malu dan menjaga sopan santun. Lebih pilih mana kamu?
5.
Selalu Update Status
Update status adalah hal yang tak bisa ditinggalkan dari gadis
cabe-cabean. Dengan akun jejaring sosial yang ada, mereka meng-update aktivitas
yang sedang dilakukan hanya dalam selang waktu singkat.
Bahkan biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang
peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf
angka dicampur. Tak hanya update status, mereka juga kerap memposting foto
dengan gaya yang aneh dan keren menurut cabe-cabean.
6.
Gak Sadar Diri
Pernah mendengar istilah maling teriak maling? Nah, hal ini juga terjadi
di kalangan gadis cabe-cabean. Ada sekelompok remaja perempuan menuding
kelompok gadis lain sebagai cabe-cabean, padahal tanpa mereka sadari penampilan
dan perilaku mereka itu juga cabe-cabean. Haha…kenapa seperti itu ya? Pernah
menemukan fenomena seperti itu?
7.
Sering Salah Lokasi
Di manakah gadis cabe-cabean menghabiskan waktu mereka? Terkadang di
tempat hiburan rakyat yang murah meriah. Meski memang tak hanya cabe-cabean
yang bersenang-senang di sana. Karena faktanya hiburan rakyat bisa dinikmati
oleh semua orang dari berbagai kalangan.
Hanya saja gadis cabe-cabean yang menghabiskan waktu di hiburan rakyat
seperti pasar malam itu sering memakai baju yang terlalu berlebihan dan mewah
untuk di tempat sesederhana itu. Kembali lagi, mereka senang menjadi pusat
perhatian.
8.
Pacaran di Mana-Mana
Nah ini yang mungkin paling mudah kamu temukan. Gadis cabe-cabean suka
sekali menghabiskan waktu pacaran di mana saja. Salah satunya mungkin di
jembatan layang atau di publik umum tanpa malu. Mengikuti generasi sebelumnya
yakni generasi alay, gadis cabe-cabean seakan tak peduli pandangan mata
sekelilingnya. Mereka dengan santai memarkir motor di pinggiran jembatan layang
dan duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati lampu malam kota.
9.
Pakai Foto Editan
Pernahkah kamu mendengar aplikasi Camera 360? Aplikasi itu sangat
populer sekali, terutama di kalangan gadis cabe-cabean. Mereka seringkali
mengedit foto diri menjadi lebih putih, lebih mulus dan lebih imut dengan
aplikasi tersebut demi menarik perhatian lawan jenis dan agar bisa bertemu.
Sedihnya ketika bertatap muka langsung, kenyataan penampilan si gadis
cabe-cabean kerap kali jauh berbeda dengan apa yang terlihat di foto yang sudah
diedit luar biasa. Hayoo, siapa yang suka mengedit foto?
10. Berbaju Minim di Banyak Tempat
Baju ketat dan celana pendek adalah ciri khas gadis cabe-cabean terutama
jika naik sepeda motor. Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Namun
kritikan ditujukan karena pemakaian hot pants itu tidak tepat waktu. Seperti
saat siang panas menyengat atau malam dingin melanda, mereka tetap memakai
celana super pendek.Bukan bermaksud mengejek, kerap kali gadis cabe-cabean
tidak memiliki tubuh yang terlalu sempurna namun mereka begitu percaya diri
memakai baju serba minim dan ketat. Yah mau gimana lagi, toh itu memang tubuh
mereka.
Kalo tadi kita udah bahas soal cabe-cabean, sekrarang waktunya kita bahas terong-terongan, apa sih terong-terongan itu? dan apa gejalanya?
Terong terongan adalah istilah Cabe cabean untuk
cowok. Sebuah fenomena yang melanda remaja laki-laki usia belia usia SMP
dan SMA. Dari beberapa sumber mendeteksi gejalanya ditunjukkan oleh beberapa
hal berikut ini
1.
Young Lex salah satu sumber yang berkisah pada Liputan 6 berujar
jika Terong terongan dialami lelaki usia muda di jenjang SMA. Cowok yang
‘terkontaminasi’ Terong terongan, kata dia, umumnya anak STM, suka tawuran.
Mereka memakai topi ketekuk, dan foto di Facebook lagi isap ganja.
2. Gofar
Hilman, salah seorang penyiar radio ternama Indonesia berpendapat lain. Ia
mengatakan jika cowok Terong terongan merujuk pada remaja lelaki yang tergolong alay. Namun ada
yang berpandangan juga bila Terong terongan adalah banci kaleng.
3. Dan menurut
saya sendiri gejala yang timbul dari terong-terongan hampir mirip dengan apa
yang menjadi ciri dari cabe-caeban itu sendiri, karena intinya mereka sama-sama
ingin ngeksis dimanapun mereka berada.
Lantas apa kata psikolog anak akan fenomena ini? Rosdiana
Setyaningrum, MPsi, MHPEd, Psikolog Klinik Anak dan Dewasa mengatakan jika
anak-anak usia 14 – 18 tahun harus berhati-hati dalam mendidiknya. Terlebih,
masa remaja adalah masa pencarian jati diri.Saat pencarian jati diri ini remaja
miliki banyak cara untuk melakukannya. Ada yang memilih lewat jalan positif,
negatif, dan lainnya. Cara yang baik, kata dia, dengan berprestasi di sekolah.
Ada pula cara instan dengan bersenang-senang misalnya saja cabe-cabean dan Terong
terongan.
kalo gambar di atas ini terlalu mainstream, siapapun anda, sebagai laki-laki sebaiknya janganlah ditiru dimanapun anda berada, karena dapat menyebabkan bully, kanker, dan mencret-mencret bagi yang ngliatin.hahah
Nah pada intinya, cabe-cabean dan terong-terongan
hanyalah sebuah istilah yang dianggap gaul atau bahkan alay oleh remaja-remaja
masa kini yang digunakan sebagai sarana untuk mencari jati diri dan menonjolkan
jati diri atau bahasa kerennya ngeksis. Terlespas hal itu positif atau negatif,
bagi mereka sendiri, mereka enjoy aja melakukannya dan mereka tetap bisa
berbaur dengan masyarakat lebih-lebih malah mereka bisa diterima baik di
masyarakat. Yah walaupun ada beberapa yang kurag setuju, tapi setidaknya
keberadaan mereka tidaklah mengusik sebuah ekosistem di masyarakat. Saya pribadi
tidak bisa memberikan sebuah kesimupan apakah saya mendukung atau tidak, namun
yang terpenting bagi saya, mereka bisa merasakan yang namanya masa remaja
secara normal, layaknya anak-anak lain yang seusia mereka dan juga mereka bisa
bebas menikmati hidup menjadi diri sendiri, ketimbang harus meniru tokoh-tokoh
lain yang populer.